Senin, 04 April 2011

Monumen Nasional

Monumen Nasional

Monumen Nasional
Bangunan
Letak Jakarta Pusat, Indonesia
Pembangunan
Dimulai 17 Agustus 1961
Selesai 12 Juli 1975
Dibuka 12 Juli 1975
Tinggi 132 meter
Kontraktor utama P.N. Adhi Karya
(tiang fondasi)
Tim Perancang
Arsitek Frederich Silaban,
R.M. Soedarsono
Monumen Nasional atau yang populer disingkat dengan Monas atau Tugu Monas adalah monumen peringatan setinggi 132 meter (433 kaki) yang didirikan untuk mengenang perlawanan dan perjuangan rakyat Indonesia untuk merebut kemerdekaan dari pemerintahan kolonial Hindia Belanda. Pembangunan monumen ini dimulai pada tanggal 17 Agustus 1961 di bawah perintah presiden Sukarno, dan dibuka untuk umum pada tanggal 12 Juli 1975. Tugu ini dimahkotai lidah api yang dilapisi lembaran emas yang melambangkan semangat perjuangan yang menyala-nyala. Monumen Nasional terletak tepat di tengah Lapangan Medan Merdeka, Jakarta Pusat. Monumen dan museum ini dibuka setiap hari mulai pukul 08.00 - 15.00 Waktu Indonesia Barat. Pada hari Senin pekan terakhir setiap bulannya ditutup untuk umum.

Sejarah

Setelah pusat pemerintahan Republik Indonesia kembali ke Jakarta setelah sebelumnya berkedudukan di Yogyakarta pada tahun 1950 menyusul pengakuan kedaulatan Republik Indonesia oleh pemerintah Belanda pada tahun 1949, Presiden Sukarno mulai memikirkan pembangunan sebuah monumen nasional yang setara dengan Menara Eiffel di lapangan tepat di depan Istana Merdeka. Pembangunan tugu Monas bertujuan mengenang dan melestarikan perjuangan bangsa Indonesia pada masa revolusi kemerdekaan 1945, agar terus membangkitkan inspirasi dan semangat patriotisme generasi saat ini dan mendatang.
Pada tanggal 17 Agustus 1954 sebuah komite nasional dibentuk dan sayembara perancangan monumen nasional digelar pada tahun 1955. Terdapat 51 karya yang masuk, akan tetapi hanya satu karya yang dibuat oleh Frederich Silaban yang memenuhi kriteria yang ditentukan komite, antara lain menggambarkan karakter bangsa Indonesia dan dapat bertahan selama berabad-abad. Sayembara kedua digelar pada tahun 1960 tapi sekali lagi tak satupun dari 136 peserta yang memenuhi kriteria. Ketua juri kemudian meminta Silaban untuk menunjukkan rancangannya kepada Sukarno. Akan tetapi Sukarno kurang menyukai rancangan itu dan ia menginginkan monumen itu berbentuk lingga dan yoni. Silaban kemudian diminta merancang monumen dengan tema seperti itu, akan tetapi rancangan yang diajukan Silaban terlalu luar biasa sehingga biayanya sangat besar dan tidak mampu ditanggung oleh anggaran negara, terlebih kondisi ekonomi saat itu cukup buruk. Silaban menolak merancang bangunan yang lebih kecil, dan menyarankan pembangunan ditunda hingga ekonomi Indonesia membaik. Sukarno kemudian meminta arsitek R.M. Soedarsono untuk melanjutkan rancangan itu. Soedarsono memasukkan angka 17, 8 dan 45, melambangkan 17 Agustus 1945 memulai Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, ke dalam rancangan monumen itu.[1][2][3] Tugu Peringatan Nasional ini kemudian dibangun di areal seluas 80 hektar. Tugu ini diarsiteki oleh Friedrich Silaban dan R. M. Soedarsono, mulai dibangun 17 Agustus 1961
Pembangunan

Sukarno menginspeksi pembangunan Monas. Foto ini dibuat sekitar tahun 1963-1964.
Pembangunan terdiri atas tiga tahap. Tahap pertama, kurun 1961/1962 - 1964/1965 dimulai dengan dimulainya secara resmi pembangunan pada tanggal 17 Agustus 1961 dengan Sukarno secara seremonial menancapkan pasak beton pertama. Total 284 pasak beton digunakan sebagai fondasi bangunan. Sebanyak 360 pasak bumi ditanamkan untuk fondasi museum sejarah nasional. Keseluruhan pemancangan fondasi rampung pada bulan Maret 1962. Dinding museum di dasar bangunan selesai pada bulan Oktober. Pembangunan obelisk kemudian dimulai dan akhirnya rampung pada bulan Agustus 1963. Pembangunan tahap kedua berlangsung pada kurun 1966 hingga 1968 akibat terjadinya Gerakan 30 September 1965 (G-30-S/PKI) dan upaya kudeta, tahap ini sempat tertunda. Tahap akhir berlangsung pada tahun 1969-1976 dengan menambahkan diorama pada museum sejarah. Meskipun pembangunan telah rampung, masalah masih saja terjadi, antara lain kebocoran air yang menggenangi museum. Monumen secara resmi dibuka untuk umum dan diresmikan pada tanggal 12 Juli 1975 oleh Presiden Republik Indonesia Soeharto.[4][5] Lokasi pembangunan monumen ini dikenal dengan nama Medan Merdeka. Lapangan Monas mengalami lima kali penggantian nama yaitu Lapangan Gambir, Lapangan Ikada, Lapangan Merdeka, Lapangan Monas, dan Taman Monas. Di sekeliling tugu terdapat taman, dua buah kolam dan beberapa lapangan terbuka tempat berolahraga. Pada hari-hari libur Medan Merdeka dipenuhi pengunjung yang berekreasi menikmati pemandangan Tugu Monas dan melakukan berbagai aktivitas dalam taman
Rancang Bangun Monumen
Rancang bangun Tugu Monas berdasarkan pada konsep pasangan universal yang abadi; Lingga dan Yoni. Tugu obelisk yang menjulang tinggi adalah lingga yang melambangkan laki-laki, elemen maskulin yang bersifat aktif dan positif, serta melambangkan siang hari. Sementara pelataran cawan landasan obelisk adalah Yoni yang melambangkan perempuan, elemen feminin yang pasif dan negatif, serta melambangkan malam hari.[6] Lingga dan yoni merupakan lambang kesuburan dan kesatuan harmonis yang saling melengkapi sedari masa prasejarah Indonesia. Selain itu bentuk Tugu Monas juga dapat ditafsirkan sebagai sepasang "alu" dan "lesung", alat penumbuk padi yang didapati dalam setiap rumah tangga petani tradisional Indonesia. Dengan demikian rancang bangun Monas penuh dimensi khas budaya bangsa Indonesia. Monumen terdiri atas 117,7 meter obelisk di atas landasan persegi setinggi The 17 meter, pelataran cawan. Monumen ini dilapisi dengan marmer Italia.
Kolam di Taman Medan Merdeka Utara berukuran 25 x 25 meter dirancang sebagai bagian dari sistem pendingin udara sekaligus mempercantik penampilan Taman Monas. Di dekatnya terdapat kolam air mancur dan patung Pangeran Diponegoro yang sedang menunggang kudanya, terbuat dari perunggu seberat 8 ton. Patung itu dibuat oleh pemahat Italia, Prof. Coberlato[7] sebagai sumbangan oleh Konsulat Jendral Honores, Dr Mario Bross di Indonesia. Pintu masuk Monas terdapat di taman Medan Merdeka Utara dekat patung Pangeran Diponegoro. Pintu masuk melalui terowongan yang berada 3 m di bawah taman dan jalan silang Monas inilah, pintu masuk pengunjung menuju tugu Monas. Loket tiket berada di ujung terowongan. Ketika pengunjung naik kembali ke permukaan tanah di sisi utara Monas, pengunjung dapat melanjutkan berkeliling melihat relief sejarah perjuangan Indonesia; masuk ke dalam museum sejarah nasional melalui pintu di sudut timur laut, atau langsung naik ke tengah menuju ruang kemerdekaan atau lift menuju pelataran puncak monumen.

 Relief Sejarah Indonesia


Relief timbul sejarah Indonesia menampilkan Gajah Mada dan sejarah Majapahit
Pada halaman luar mengelilingi monumen, pada tiap sudutnya terdapat relief timbul yang menggambarkan sejarah Indonesia. Relief ini bermula di sudut timur laut dengan mengabadikan kejayaan Nusantara di masa lampau; menampilkan sejarah Singhasari dan Majapahit. Relief ini berlanjut secara kronologis searah jarum jam menuju sudut tenggara, barat daya, dan barat laut. Secara kronologis menggambarkan masa penjajahan Belanda, perlawanan rakyat Indonesia dan pahlawan-pahlawan nasional Indonesia, terbentuknya organisasi modern yang memperjuangkan Indonesia Merdeka pada awal abad ke-20, Sumpah Pemuda, Pendudukan Jepang dan Perang Dunia II, proklamasi kemerdekaan Indonesia disusul Revolusi dan Perang kemerdekaan Republik Indonesia, hingga mencapai masa pembangunan Indonesia modern. Relief dan patung-patung ini dibuat dari semen dengan kerangka pipa atau logam, sayang sekali beberapa patung dan arca mulai rontok dan rusak akibat hujan dan cuaca tropis.

 Museum Sejarah Nasional


Pelajar memperhatikan diorama sejarah Indonesia
Di bagian dasar monumen pada kedalaman 3 meter di bawah permukaan tanah, terdapat Museum Sejarah Nasional Indonesia. Ruang besar museum sejarah perjuangan nasional dengan ukuran luas 80 x 80 meter, dapat menampung pengunjung sekitar 500 orang. Ruangan besar berlapis marmer ini terdapat 48 diorama pada keempat sisinya dan 3 diorama di tengah, sehingga menjadi total 51 diorama. Diorama ini menampilkan sejarah Indonesia sejak masa pra sejarah hingga masa Orde Baru. Diorama ini dimula dari sudut timur laut bergerak searah jarum jam menelusuri perjalanan sejarah Indonesia; mulai masa pra sejarah, masa kemaharajaan kuno seperti Sriwijaya dan Majapahit, disusul masa penjajahan bangsa Eropa yang disusul perlawanan para pahlawan nasional pra kemerdekaan melawan VOC dan pemerintah Hindia Belanda. Diorama berlangsung terus hingga masa pergerakan nasional Indonesia awal abad ke-20, pendudukan Jepang, perang kemerdekaan dan masa revolusi, hingga masa Orde Baru di masa pemerintahan Suharto



Ruang Kemerdekaan

Ruang kemerdekaan
Di bagian dalam cawan monumen terdapat Ruang Kemerdekaan berbentuk amphitheater. Ruangan ini dapat dicapai melalui tangga berputar di dari pintu sisi utara dan selatan. Ruangan ini menyimpan simbol kenegaraan dan kemerdekaan Republik Indonesia. Diantaranya naskah asli Proklamasi Kemerdekaan Indonesia yang disimpan dalam kotak kaca di dalam gerbang berlapis emas, lambang negara Indonesia, peta kepulauan Negara Kesatuan Republik Indonesia berlapis emas, dan bendera merah putih, dan dinding yang bertulis naskah Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia.[1][8]. Di dalam Ruang Kemerdekaan Monumen Nasional ini digunakan sebagai ruang tenang untuk mengheningkan cipta dan bermeditasi mengenang hakikat kemerdekaan dan perjuangan bangsa Indonesia. Naskah asli proklamasi kemerdekaan Indonesia disimpan dalam kotak kaca dalam pintu gerbang berlapis emas. Pintu mekanis ini terbuat dari perunggu seberat 4 ton berlapis emas dihiasi ukiran bunga Wijaya Kusuma yang melambangkan keabadian, serta bunga Teratai yang melambangkan kesucian. Pintu ini terletak pada dinding sisi barat tepat di tengah ruangan dan berlapis marmer hitam. Pintu ini dikenal dengan nama Gerbang Kemerdekaan yang secara mekanis akan membuka seraya memperdengarkan lagu "Padamu Negeri" diikuti kemudian oleh rekaman suara Sukarno tengah membacakan naskah proklamasi pada 17 Agustus 1945. Pada sisi selatan terdapat patung Garuda Pancasila, lambang negara Indonesia terbuat dari perunggu seberat 3,5 ton dan berlapis emas. Pada sisi timur terdapat tulisan naskah proklamasi berhuruf perunggu, seharusnya sisi ini menampilkan bendera yang paling suci dan dimuliakan Sang Saka Merah Putih, yang aslinya dikibarkan pada tanggal 17 Agustus 1945. Akan tetapi karena kondisinya sudah semakin tua dan rapuh, bendera suci ini tidak dipamerkan. Sisi utara diding marmer hitam ini menampilkan kepulauan Nusantara berlapis emas, melambangkan lokasi Negara Kesatuan Republik Indonesia.

 Pelataran Puncak dan Api Kemerdekaan


Pelataran setinggi 115 meter tempat pengunjung dapat menikmati panorama Jakarta dari ketinggian
Sebuah elevator (lift) pada pintu sisi selatan akan membawa pengunjung menuju pelataran puncak berukuran 11 x 11 meter di ketinggian 115 meter dari permukaan tanah. Lift ini berkapasitas 11 orang sekali angkut. Pelataran puncak ini dapat menampung sekitar 50 orang, serta terdapat teropong untuk melihat panorama Jakarta lebih dekat. Pada sekeliling badan elevator terdapat tangga darurat yang terbuat dari besi. Dari pelataran puncak tugu Monas, pengunjung dapat menikmati pemandangan seluruh penjuru kota Jakarta. Bila kondisi cuaca cerah tanpa asap kabut, di arah ke selatan terlihat dari kejauhan Gunung Salak di wilayah kabupaten Bogor, Jawa Barat, arah utara membentang laut lepas dengan pulau-pulau kecil.
Di puncak Monumen Nasional terdapat cawan yang menopang nyala obor perunggu yang beratnya mencapai 14,5 ton dan dilapisi emas 35 Kilogram. Lidah api atau obor ini berukuran tinggi 14 meter dan berdiameter 6 meter terdiri dari 77 bagian yang disatukan. Lidah api ini sebagai simbol semangat perjuangan rakyat Indonesia yang ingin meraih kemerdekaan. Awalnya nyala api perunggu ini dilapisi lembaran emas seberat 35 kilogram[1], akan tetapi untuk menyambut perayaan setengah abad (50 tahun) kemerdekaan Indonesia pada tahun 1995, lembaran emas ini dilapis ulang sehingga mencapai berat 50 kilogram lembaran emas.[9] Puncak tugu berupa "Api Nan Tak Kunjung Padam" yang bermakna agar Bangsa Indonesia senantiasa memiliki semangat yang menyala-nyala dalam berjuang dan tidak pernah surut atau padam sepanjang masa. Pelataran cawan memberikan pemandangan bagi pengunjung dari ketinggian 17 meter dari permukaan tanah. Pelataran cawan dapat dicapai melalui elevator ketika turun dari pelataran puncak, atau melalui tangga mencapai dasar cawan. Tinggi pelataran cawan dari dasar 17 meter, sedangkan rentang tinggi antara ruang museum sejarah ke dasar cawan adalah 8 m (3 meter dibawah tanah ditambah 5 meter tangga menuju dasar cawan). Luas pelataran yang berbentuk bujur sangkar, berukuran 45 x 45 meter, semuanya merupakan pelestarian angka keramat Proklamasi Kemerdekaan RI (17-8-1945).

Sejarah Bundaran Hotel Indonesia

Mega-mega jang disentuh, pudar karena keagungan kerja
Badai-badai jang ditentang,njisih karena keagungan jiwa
Tiadalah kebahagiaan sebesar kebahagian selesai kerja

Tiadalah kelapangan sebesar kelapangan kemenangan jiwa
Dan semua pengabdian Diuntukkan bagi keagungan bangsa
Dan semua kelelahan Diuntukkan bagi kemulian manusia.


Sebuah puisi tertuliskan pada sebidang bingkai terbuat dari kuningan di ruang lobby Hotel Indonesia, dan tertulis pada saat peresmian Hotel Indonesia tanggal 5 Agustus 1962 sedangkan diluar bangunan hotel Tugu Selamat Datang juga berdiri dengan megahnya melambaikan tangan keramahan dan keceriaan bangsa Indonesia menyambut kontingen-kontingen duta olahraga pada pesta Asian Games tahun 1962.

MONUMEN PATUNG SELAMAT DATANG,Ide pembuatan patung ini berasal dari Presiden Soekarno dan rancangan awalnya dikerjakan oleh Henk Ngantung yang pada saat itu merupakan Wakil Gubernur DKI Jakarta. Pelaksana pembuatan patung ini adalah tim pematung Keluarga Arca pimpinan Edhi Sunarso di Karangwuni. Pada saat pembuatannya, Soekarno didampingi Duta Besar Amerika Serikat, Howard P. Jones beserta para menteri sempat berkunjung ke sanggar Edhi Sunarso. Pembuatan patung ini memakan waktu sekitar satu tahun. Monumen Selamat Datang kemudian diresmikan oleh Soekarno pada tahun 1962. Bundaran HI berada tepat pada garis axis Utara –Selatan mengikat kawasan pelabuhan Tanjung Priok disebelah Utara dan kawasan Kebayoran disebelah selatan ,serta mempunyai simbol-simbol tertentu dengan dua pilar beton dengan tinggi 30 meter dengan tinggi patung sekitar 7 meter terletak pada poros lingkaran piring raksasa dengan garis tengah selebar 100 meter dengan landasan dikelilingi oleh air kolam yang merefleksikan bentuk patung itu dalam bayangannya seakan memberikan kesan kedalaman arti dan makna dari keberadaan monumen selamat datang , sungguh megah monumen terlihat seakan-akan melambai mega raya dilangit.
Fungsi Bundaran HI sebagai titik jantung ibukota telah berubah fungsi sebagai tempat terbaik untuk kaum demostran Menyuarakan ‘suara hati nurani rakyat’ , meskipun telah diketahui bahwa tidak ada satupun gedung Pemerintahan sebagai sasaran dari aksi demonstrasi itu berada disekeliling area tersebut ,bagaimana pemerintah bisa dan mau mendengar isi orasi-orasi yang disuarakan ? malah akibatnya setiap ada kegiatan di area monumen tersebut menyebabkan kemacetan yang padat dengan hiruk pikuk suara mesin dan klakson pengendara kendaraan bermotor bersaing dengan suara pengeras suara sang orator aksi demo. Hilanglah keindahan dan kemegahan monumen bundaran HI untuk sementara waktu dan agak teraniaya maksud tujuan dari revosai Bundaran HI.

Berdirinya Patung Selamat Datang bertepatan dengan berdirinya Hotel Indonesia, yang dibangun berdasarkan penjiwaan dan daya cipta Presiden Soekarno presiden Republik Indonesia Pertama , dengan maksud supaya Indonesia yang masih dalam muda dalam usia kemerdekaannya memiliki sebuah Hotel bertaraf internasional yang bisa dibanggakan kepada negara-negara lain.Patung Selamat Datang, terletak tepat ditengah piring raksasa dengan bahan patung yang dibuat dari tembaga dengan warna kemerah-merahan dengan simbol lingga-yoni .yang merupakan simbol favorit bung karno dalam mengkreasi suatu bangunan. saat sekarang kondisi patung telah berwarna kehijau-hijauan akibat hujam asam yang sering membasahi tubuhnya hingga burungpun enggan untuk singgah bertengger disana atau burung sudah memang tidak eksis lagi di atmosfir udara jakarta.

CROP CIRCLE ( LINGKARAN TANAMAN )

Sebuah lingkaran tanaman adalah pola yang cukup besar yang diciptakan oleh mendatarkan tanaman seperti gandum, barley, rye, jagung, atau lobak. Lingkaran Tanaman juga disebut sebagai formasi tanaman, karena mereka tidak selalu dalam bentuk melingkar. Sementara lingkaran tanggal yang tepat tanaman mulai muncul tidak diketahui, kasus-kasus yang telah didokumentasikan secara substansial meningkat dari tahun 1970an sampai waktu saat ini. Dua puluh enam negara berakhir dengan melaporkan sekitar sepuluh-ribu lingkaran tanaman, pada sepertiga terakhir abad ke-20, dan 90% dari mereka yang terletak di Inggris bagian selatan Banyak dari formasi muncul di daerah yang. diposisikan dekat monumen kuno , Seperti Stonehenge. Menurut sebuah studi, hampir separuh dari semua kalangan yang ditemukan di Inggris pada tahun 2003 berlokasi dalam radius 15 km dari Avebury Formasi biasanya. yang dibuat dalam semalam, namun juga telah dibuat di siang hari. Metode yang paling dikenal bagi seseorang atau kelompok untuk membangun pembentukan tanaman adalah mengikat salah satu ujung tali ke titik jangkar, dan ujung yang lain ke papan yang digunakan untuk menghancurkan tanaman. Metode lebih baru termasuk penggunaan roller rumput.

Beberapa formasi tanaman yang dibayar oleh perusahaan-perusahaan yang menggunakan mereka sebagai iklan. formasi lainnya kadang-kadang diklaim oleh individu atau kelompok-kelompok tanpa bukti apapun untuk mendukung pernyataan mereka, biasanya setelah akibat hukum yang tidak diinginkan menjadi tidak mungkin.

Sejarah1678 pamflet pada "memotong-Devil".
bukti tertentu, seperti memotong-Devil, menunjukkan penampilan lingkaran tanaman baik sebelum abad ke-20. Namun demikian, ada perbedaan penting antara yang cerita dan lingkaran tanaman modern. Cerita tentang setan memotong melibatkan pemotongan tanaman berikut sengketa atas tanaman panen dan doa dari iblis, tidak ada pola-pola geometris yang dilaporkan. Bower dan Chorley
Pada tahun 1991, mengaku diri pranksters Doug Bower dan Dave Chorley menyatakan bahwa mereka telah memulai fenomena tersebut pada tahun 1978 dengan membuat lingkaran yang sebenarnya pada tanaman dengan menggunakan alat-alat sederhana.  Setelah pengumuman mereka, dalam demonstrasi dua orang membuat panen lingkaran dalam satu jam.
Setelah wahyu kebohongan, tanaman pola lingkaran-seperti terus dilakukan dan menjadi lebih kompleks. Beberapa bahkan datang ke menyerupai makhluk luar angkasa seperti yang digambarkan oleh film fiksi ilmiah tertentu, fraktal, dan simbol-simbol arkeologi, agama, atau mitologis. Antara lain, penggemar paranormal, pakar UFO, dan peneliti tdk normal telah menawarkan penjelasan hipotetis yang telah dikritik sebagai keilmu-ilmuan oleh kelompok-kelompok skeptis seperti Komite untuk Skeptical Inquiry. Seni dan bisnis
Sejak awal 1990-an seni Inggris kolektif yang didirikan oleh seniman Rod Dickinson dan John Lundberg (dan kemudian termasuk seniman Wil Russell dan Rob Irving), bernama Circlemakers, telah menciptakan beberapa lingkaran tanaman di Inggris dan di seluruh dunia baik sebagai bagian dari mereka latihan seni dan untuk klien komersial .
Pada malam Juli 11-12, 1992, pembuatan tanaman-lingkaran persaingan, untuk hadiah beberapa ribu pound Inggris (sebagian dibiayai oleh Arthur Koestler Foundation), diselenggarakan di Berkshire. Masuknya menang diproduksi oleh tiga Helikopter Westland insinyur, menggunakan tali, pipa PVC, trestle dan tangga. pesaing lain menggunakan roller taman kecil, papan dan tali.
Pada tahun 2002, Discovery Channel menugaskan lima aeronautika dan mahasiswa astronautika lulus dari MIT untuk membuat lingkaran tanaman mereka sendiri, yang bertujuan untuk menduplikasi beberapa fitur yang diklaim untuk membedakan "nyata" lingkaran tanaman dari palsu yang dikenal seperti yang diciptakan oleh Bower dan Chorley. Penciptaan lingkaran dicatat dan digunakan dalam dokumenter Discovery Channel Crop Circles:. Misteri di Bidang Implikasi Hukum
Pada tahun 1992 pemuda Hungaria Gabor Takacs dan Rรณbert Dallos, baik sebelum 17, adalah orang-orang pertama yang menghadapi tindakan hukum setelah membuat lingkaran tanaman. Takacs dan Dallos, dari St Stephen Pertanian Technicum, sebuah sekolah tinggi di Hongaria yang mengkhususkan diri di bidang pertanian, menciptakan lingkaran berdiameter 36 meter tanaman di ladang gandum di dekat Szรฉkesfehรฉrvรกr, 43 mil (69 km) barat daya Budapest, pada tanggal 8 Juni 1992. Pada tanggal 3 September pasangan muncul di TV Hungaria dan terkena lingkaran sebagai tipuan, menampilkan foto-foto lapangan sebelum dan setelah lingkaran itu dibuat. Akibatnya, Aranykalรกsz Co, pemilik tanah, menggugat anak-anak untuk HUF 630.000 (sekitar $ 3000 USD) dalam kerusakan. Hakim ketua memutuskan bahwa siswa hanya bertanggung jawab atas kerusakan yang disebabkan dalam lingkaran berdiameter 36 meter, berjumlah sekitar 6.000 HUF (sekitar $ 30 USD), dan bahwa 99% dari kerusakan pada tanaman disebabkan oleh ribuan pengunjung yang berbondong-bondong untuk Szรฉkesfehรฉrvรกr berikut promosi media lingkaran. denda tersebut akhirnya dibayar oleh acara TV, seperti juga biaya hukum siswa '[rujukan?].
Pada tahun 2000, Matthew Williams menjadi orang pertama di Inggris yang akan ditangkap karena menyebabkan kerusakan pidana setelah membuat lingkaran tanaman di dekat Devizes. Penjelasan lainnya Cuaca
Beberapa orang telah menyarankan bahwa lingkaran tanaman adalah hasil dari fenomena meteorologi yang luar biasa. Hipotesis ini mungkin berasal dari publikasi 1880 di Nature oleh penyidik ​​dan ilmuwan amatir John Rand Capron. Bagian dari publikasi muncul kembali dalam edisi Januari 2000 Jurnal Meteorologi:

    
"Badai tentang bagian Barat Surrey telah akhir-akhir ini lokal dan kekerasan, dan efek yang dihasilkan dalam beberapa kasus aneh. Mengunjungi kebun tetangga pada Rabu malam , kami menemukan bidang berdiri gandum jauh mengetuk tentang, bukan sebagai keseluruhan, tetapi dalam membentuk patch, seperti yang terlihat dari, bintik jarak melingkar ... saya tidak bisa melacak secara lokal apapun keadaan akuntansi untuk bentuk-bentuk aneh dari patch di lapangan, tidak menunjukkan apakah itu angin atau hujan, atau keduanya digabungkan, yang telah menyebabkan mereka, di luar bukti umum di mana-mana hujan lebat. Mereka sugestif kepada saya beberapa tindakan angin siklon ..."
 ParanormalWarna sketsa lingkaran menciptakan sebuah 'pesawat ruang angkasa' tanaman, dikirim ke sekitar Inggris Departemen Pertahanan 1998.
Sejak muncul di media pada 1970-an, lingkaran tanaman telah menjadi subjek spekulasi oleh penyidik ​​paranormal, ufological, dan berbagai tdk normal mulai dari proposal yang mereka diciptakan oleh fenomena meteorologi aneh untuk pesan dari makhluk luar angkasa.
Lokasi lingkaran tanaman banyak di dekat situs kuno seperti Stonehenge, gerobak, dan kuda banyak kapur telah menyebabkan sistem New Age kepercayaan untuk memasukkan lingkaran tanaman, berspekulasi keberadaan mereka dalam kaitannya dengan garis ley.
Beberapa pendukung New Age mempunyai lingkaran tanaman dengan hipotesis Gaia, menyatakan bahwa "Gaia", bumi, sebenarnya hidup dan bahwa lingkaran tanaman adalah pesan atau tanggapan terhadap rangsangan seperti pemanasan global dan polusi manusia. Hal ini menegaskan bahwa bumi dapat dimodelkan sebagai jika tunggal super-organisme, dalam komponen duniawi (misalnya biota, iklim, suhu sinar matahari,, dll) mempengaruhi satu sama lain dan diselenggarakan untuk fungsi dan mengembangkan secara keseluruhan.
Kritik utama makhluk non-manusia dugaan lingkaran tanaman adalah bahwa ketika bukti asal usulnya, selain kesaksian saksi mata, pada dasarnya tidak ada, beberapa pasti dikenal karya pranksters manusia dan orang lain dapat secara memadai dijelaskan seperti itu. Ada kasus dimana peneliti menyatakan lingkaran tanaman untuk menjadi "hal yang nyata", hanya untuk dihadapkan dengan orang-orang yang menciptakan lingkaran dan didokumentasikan penipuan (lihat di atas). Pada tahun 1997 bukunya The Demon-Haunted World : Sains sebagai Candle in the Dark, Carl Sagan membahas teori-teori asing berbasis tanaman formasi lingkaran. Sagan menyimpulkan bahwa tidak ada bukti empiris ada untuk menghubungkan UFO dengan lingkaran tanaman. Banyak orang lain telah menunjukkan bagaimana kompleks lingkaran tanaman dapat dibuat. Scientific American menerbitkan sebuah artikel oleh Matt Ridley,  yang mulai membuat lingkaran tanaman di Inggris utara pada tahun 1991. Dia menulis tentang bagaimana mudahnya untuk mengembangkan teknik menggunakan alat sederhana yang dengan mudah bisa menipu pengamat nanti. Dia melaporkan pada "ahli" sumber seperti Wall Street Journal yang telah dengan mudah tertipu dan merenung tentang mengapa orang mau percaya penjelasan supernatural untuk fenomena yang belum dijelaskan. Metode untuk membuat lingkaran tanaman sekarang didokumentasikan dengan baik di internet.
Menanggapi kepercayaan lokal bahwa "makhluk luar angkasa" di UFO bertanggung jawab atas lingkaran tanaman muncul di Indonesia, pemerintah dan Nasional Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) menggambarkan mereka sebagai "buatan manusia". Thomas Djamaluddin, penelitian profesor astronomi dan astrofisika di Lapan lain:  ". Kami datang untuk setuju bahwa ini 'sesuatu' tidak dapat dibuktikan secara ilmiah Para ilmuwan telah menempatkan UFO dalam kategori pseudoscience."

Kalender Maya

Kalender Maya

Kalender Maya merupakan sistem kalender yang disusun oleh sebuah peradaban yang dikenal dengan nama Maya. Kalender ini diciptakan pada masa Baktun ke-6 (sekitar tahun 747-353 SM). Puncak kejayaan peradaban Suku Maya terjadi sekitar tahun 250-900 M. Suku Maya menjadikan kalendernya sebagai acuan dan ukuran dalam menentukan hampir setiap kejadian yang mereka alami. Mereka juga memandang kalendernya sebagai bentuk visual terhadap perjalanan waktu yang menggambarkan bagaimana kehidupan itu berlangsung.
Gambar La Mojarra Stela 1, kolom paling kiri menunjukkan penanggalan sistem panjang yang berarti tahun 8.5.16.9.7 atau 156 Sebelum Masehi 


Jenis-jenis Kalender Maya

Hingga saat ini setidaknya ada 20 sistem penanggalan Suku Maya dan 15 sistem telah disebarkan ke berbagai tempat untuk dipelajari, sementara 5 sistem lagi masih dirahasiakan oleh para pemangku adat Suku Maya. Ke-15 macam sistem kalender tersebut mencatat pergerakan matahari, bulan, planet-planet yang terlihat, masa panen, dan bahkan siklus kehidupan serangga.
Penanggalan Suku Maya yang cukup terkenal adalah Kalender Tzolkin (Tzolk'in) yang berumur 260 hari dan Kalender Haab (Ha’ab) yang berumur 365 hari. Gabungan dari 2 penanggalan ini akan berakhir setelah 52 Haab atau sekitar 52 tahun Kalender Gregorian.
Selain itu ada Kalender Hitung Panjang (Long Count) yang berumur 13 Baktun (siklus) atau jika dihitung menurut Kalender Gregorian lebih dari 5.126 tahun, yaitu dimulai pada tanggal 11 Agustus 3114 Sebelum Masehi (Kalender Gregorian) atau 6 September 3113 Sebelum Masehi (Kalender Julian) hingga berakhir pada tanggal 21 Desember 2012 Masehi (Kalender Gregorian).  Sistem Perhitungan Panjang ini menggunakan basis perhitungan 20, sedangkan kalender modern saat ini menggunakan basis perhitungan 10. Adapun lama waktu 1 Baktun adalah 144.000 hari.

SUKU MAYA

Bangsa Maya

Suku Maya adalah kelompok suku yang tinggal di semenanjung Yucatan, Amerika Tengah yang berbatasan dengan Samudera Pasifik di sebelah barat, dan Laut Karibia di sebelah timur. Beksi super seksi Suku yang pada zaman batu mencapai kejayaan di bidang teknologinya (250 M hingga 925 M), menghasilkan bentuk karya dan peradaban unik seperti bangunan (Chichen Itza), pertanian (kanal drainase), tanaman jagung dan latex, sumurnya yang disebut "cenotes".
Cara mereka berkomunikasi dan mendokumentasikan tulisan: Tulisannya menggunakan gambar dan simbol, yang disebut "hieroglyph". Ada dua macam hieroglif: yakni yang menampilkan gambar utuh dari benda yang dimaksudkan, dan tipe yang menggambarkan sesuatu sesuai dengan suku katanya.
Misalnya kata "balam: jaguar", digambarkan dengan kepala binatang tersebut, atau dengan tiga suku kata "ba"-"la"-"ma" yang terdiri dari tiga gambar sejenis mangkok/tempurung.
Suku ini juga mengenal kecantikan seseorang, dengan membuat tempurung kepalanya menjadi rata, dengan cara mengikatkan papan di dahi dan tempurung belakang pada bayi/kelahiran anak, sehingga pada waktu dewasa mereka merasa anggun dengan memiliki tulang dahi yang rata.
Adapun senjata yang digunakan adalah disebut "Atlatl" , yakni semacam busur dan panahnya.
Makanan utama mereka adalah: Tortilla.

Minggu, 03 April 2011

BADAI MATAHARI

Matahari adalah sumber dari semua energi yang kita kenal di Bumi. Jika kita merunut semua sumber energi yang kita kenal dan kita gunakan sehari-hari, semuanya akan bermuara pada Matahari. Matahari sendiri menghasilkan energi lewat reaksi nuklir yang terjadi di pusatnya. Namun, meski Matahari memegang peran penting sebagai sumber energi yang kita butuhkan, Matahari juga menyimpan potensi yang bisa memberikan ancaman bagi manusia dan ekosistem Bumi. Ancaman yang dimaksud adalah peristiwa yang dikenal dengan nama badai matahari.
Struktur Matahari
Sebelum membicarakan tentang badai matahari, kita akan melihat sekilas tentang Matahari.?Matahari adalah sebuah bintang, yaitu bola plasma panas yang ditopang oleh gaya gravitasi. Di pusat Matahari (nomor 1 dalam Gambar 1), terjadi reaksi nuklir (fusi) yang mengubah 4 atom hidrogen menjadi 1 atom helium. Reaksi fusi tersebut, selain menghasilkan helium, juga menghasilkan energi dalam jumlah melimpah (ingat persamaan terkenal oleh Einstein: E=mc2). Energi yang dihasilkan, di pancarkan keluar melewati bagian-bagian Matahari, yaitu: zona radiatif (nomor 2), zona konventif (nomor 3), dan bagian atmosfer Matahari, yang terdiri dari fotosfer (nomor 4), kromosfer (nomor 5), dan korona (nomor 6). Dan badai Matahari adalah peristiwa yang berkaitan dengan bagian atmosfer Matahari tersebut.
Bagian terluar dari Matahari, yaitu korona, memiliki temperatur yang mencapai jutaan kelvin. Dengan temparatur yang tinggi tersebut, materi yang berada di korona Matahari memiliki energi kinetik yang besar. Tarikan gravitasi Matahari tidak cukup kuat untuk mempertahankan materi korona yang memiliki energi kinetik yang besar itu. Dan secara terus menerus, partikel bermuatan yang berasal dari korona, akan lepas keluar angkasa. Aliran partikel ini dikenal dengan nama angin matahari, yang terutama terdiri dari elektron dan proton dengan energi sekitar 1 keV. Setiap tahunnya, sebanyak 1012 ton materi korona lepas menjadi angin matahari, yang bergerak dengan kecepatan antara 200-700 km/s.
Berbeda dengan pusat Matahari yang relatif sederhana, bagian atmosfer Matahari relatif lebih rumit. Karena di atmosfer Matahari ini, medan magnetik Matahari berperan besar terhadap berbagai peristiwa yang terjadi di dalamnya. Ada berbagai fenomena menarik diamati di atmosfer Matahari berkaitan dengan medan magnetik Matahari, seperti bintik matahari (sun spot), ledakan Matahari (solar flare), prominensa, dan pelontaran material korona (CME – Coronal Mass Ejection). Hal-hal inilah yang berkaitan dengan badai matahari.
Jadi apa yang dimaksud dengan badai matahari?
Singkatnya, badai matahari adalah kejadian / event dimana aktivitas Matahari berinteraksi dengan medan magnetik Bumi. Badai matahari ini berkaitan langsung dengan peristiwa solar flare dan CME. Kedua hal itulah yang menyebabkan terjadinya badai matahari.
Solar flare adalah ledakan di Matahari akibat terbukanya salah satu kumparan medan magnet permukaan Matahari. Ledakan ini melepaskan partikel berenergi tinggi dan radiasi elektromagnetik pada panjang gelombang sinar-x dan sinar gamma. Partikel berenergi tinggi yang dilepaskan oleh peristiwa solar flare, jika mengarah ke Bumi, akan mencapai Bumi dalam waktu 1-2 hari. Sedangkan radiasi elektromagnetik energi tingginya, akan mencapai Bumi dalam waktu hanya sekitar 8 menit.
Lalu bagaimana dengan CME?
CME adalah pelepasan material dari korona yang teramati sebagai letupan yang menyembur dari permukaan Matahari. Dalam semburan material korona ini, sekitar 2×1011 – 4×1013 kilogram material dilontarkan dengan energi sebesar 1022 – 6×1024 joule. Material ini dilontarkan dengan kecepatan mulai dari 20 km/s sampai 2000 km/s, dengan rata-rata kecepatan 350 km/s. Untuk mencapai Bumi, dibutuhkan waktu 1-3 hari.
Matahari kita memiliki siklus keaktifan dengan periode sekitar 11 tahun. Siklus keaktifan ini berkaitan dengan pembalikan kutub magnetik di permukaan Matahari. Keaktifan Matahari ini bisa dilihat dari jumlah bintik matahari yang teramati. Saat keaktifan Matahari mencapai maksimum, kita akan mengamati bintik matahari dalam jumlah paling banyak di permukaan Matahari. Dan pada saat keaktifan Matahari mencapai maksimum inilah, angin matahari lebih ‘kencang’ dari biasanya dan partikel-partikel yang dipancarkan juga lebih energetik. Dan peristiwa solar flare dan CME dalam skala besar juga lebih dimungkinkan untuk terjadi. Dengan kata lain, saat keaktifan Matahari mencapai maksimum, Bumi akan lebih banyak dipapar dengan partikel-partikel bermuatan tinggi (lebih tinggi dari biasanya) dan radiasi elektromagnetik energi tinggi.
Partikel-partikel bermuatan yang dipancarkan dari peristiwa solar flare dan CME, saat mencapai Bumi, akan berinteraksi dengan medan magnetik Bumi. Interaksi ini akan menyebabkan gangguan pada medan magnetik Bumi buat sementara.
Saat partikel-partikel bermuatan dengan energi tinggi mencapai Bumi, ia akan diarahkan oleh medan magnetik Bumi, untuk bergerak sesuai dengan garis-garis medan magnetik Bumi, menuju ke arah kutub utara dan kutub selatan magnetik Bumi. Saat partikel-partikel energetik tersebut berbenturan dengan partikel udara dalam atmosfer Bumi, ia akan menyebabkan partikel udara (terutama nitrogen) terionisasi. Bagi kita yang berada di permukaan Bumi, yang kita amati adalah bentuk seperti tirai-tirai cahaya warna-warni di langit, yang dikenal dengan nama aurora. Aurora ini bisa diamati dari posisi lintang tinggi di sekitar kutub magnetik Bumi (utara dan selatan).
Aurora
Saat terjadi badai matahari, partikel-partikel energetik tadi tidak hanya menghasilkan aurora yang indah yang bisa di amati di lintang tinggi. Tapi bisa memberikan dampak yang relatif lebih besar dan lebih berbahaya. Dampak yang dimaksud antara lain: gangguan pada jaringan listrik karena transformator dalam jaringan listrik akan mengalami kelebihan muatan, gangguan telekomunikasi (merusak satelit, menyebabkan black-out frekuensi HF radio, dll), navigasi, dan menyebabkan korosi pada jaringan pipa bawah tanah.
Peristiwa gangguan besar yang disebabkan oleh badai matahari, yang paling terkenal adalah peristiwa tahun 1859, peristiwa yang dikenal dengan nama Carrington Event. Saat itu, jaringan komunikasi telegraf masih relatif baru tapi sudah luas digunakan. Ketika terjadi badai Matahari tahun 1859, jaringan telegraf seluruh Amerika dan Eropa mati total. Aurora yang biasanya hanya bisa diamati di lintang tinggi, saat itu bahkan bisa diamati sampai di equator.
Masih ada beberapa contoh peristiwa lain yang berkaitan dengan badai matahari yang terjadi dalam abad ke-20 dan 21:
  1. 13 maret 1989: Terjadi CME besar 4 hari sebelumnya. Badai geomagnetik menghasilkan arus listrik induksi eksesif hingga ribuan ampere pada sistem interkoneksi kelistrikan Ontario Hydro (Canada). Arus induksi eksesif ini menyebabkan sejumlah trafo terbakar.  Akibat dari terbakarnya trafo tsb, jaringan listrik di seluruh Quebec (Canada) putus selama 9 jam. Guncangan magnetik badai sekitar seperempat Carrington event, (sekitar 400 nT).  Aurora teramati sampai di Texas
  2. Januari 1994 : 2 buah satelit komunikasi Anik milik Canada rusak akibat digempur elektron-elektron energetik dari Matahari. Satu satelit bisa segera pulih dalam waktu beberapa jam, namun satelit lainnya baru bisa dipulihkan 6 bulan kemudian.
    Total kerugian akibat lumpuhnya satelit ini disebut mencapai US $ 50 – 70 juta.
  3. November 2003 : Mengganggu kinerja instrumen WAAS berbasis GPS milik FAA AS selama 30 jam.
  4. Januari 2005: Berpotensi mengakibatkan black-out di frekuensi HF radio pesawat, sehingga penerbangan United Airlines 26 terpaksa dialihkan menghindari rute polar (kutub) yang biasa dilaluinya.
Badai Matahari juga bisa berbahaya bagi makhluk hidup secara biologi. Bahaya ini terutama bagi para astronot yang kebetulan sedang berada di luar angkasa saat badai matahari terjadi. Bagi kita yang berada di permukaan Bumi, kita relatif aman terlindungi oleh medan magnetik Bumi. Pengaruh langsung dari badai matahari ini hanya dialami oleh binatang-binatang yang peka terhadap medan magnetik Bumi. Karena badai matahari mengganggu medan magnetik Bumi, maka binatang-binatang yang peka terhadap medan magnetik akan secara langsung terimbas. Misalnya burung-burung, lumba-lumba, dan paus, yang menggunakan medan magnetik Bumi untuk menentukan arah, untuk sesaat ketika badai matahari terjadi, mereka akan kehilangan arah.
Saat ini, Matahari sedang menuju puncak keaktifan dalam siklusnya yang ke-24. Puncak keaktifan Matahari ini diperkirakan terjadi sekitar tahun 2011-2013. Saat puncak keaktifan Matahari pada siklus ke-24 ini, diperkirakan tidak akan jauh berbeda dengan saat puncak keaktifan pada siklus-siklus sebelumnya. Mungkin efeknya akan sedikit lebih besar, tapi ada juga yang menduga akan terjadi hal yang sebaliknya, justru lebih kecil efeknya. Yang manapun itu kasusnya, bisa dikatakan semua ahli fisika matahari sepakat tidak mungkin terjadi peristiwa besar yang akan membahayakan kehidupan di muka Bumi.
Berdasarkan pengetahuan kita saat ini, badai matahari hanya akan memberikan ancaman bahaya yang rendah. Solar flare dan CME yang terjadi di Matahari, tidak akan cukup untuk menyebabkan peristiwa seperti yang digambarkan dalam beberapa film yang beredar belakangan ini. Beberapa bintang yang diamati memang menunjukkan adanya peristiwa yang dikenal dengan istilah superflare, yaitu flare seperti yang kita amati di Matahari tapi dengan intensitas yang jauh lebih besar. Tapi peristiwa serupa diduga bukan peristiwa yang umum dan diragukan bakal terjadi pada Matahari kita, setidaknya saat ini. Memang peristiwa solar flare dan CME belum bisa diprediksi dengan baik untuk saat ini. Tapi pengetahuan kita yang didapat dari pengamatan Matahari lewat berbagai observatorium landas-bumi dan wahana antariksa yang terus menerus mengamati Matahari, kita semakin mengerti berbagai peristiwa yang terjadi di Matahari. Setidaknya untuk saat ini, kita bisa mengatakan dengan cukup yakin bahwa yang digambarkan dalam film-film fiksi ilmiah tentang badai raksasa matahari, tidak akan terjadi dalam waktu dekat.


Beberapa waktu lalu NASA memberi kejutan dengan penemuan galaksi tertua di alam semesta dan juga sistem extrasolar planet Kepler-11 yang memiliki 6 planet, dengan 5 planet yang berada sangat dekat dengan bintang induknya. Kali ini sebuah berita menggembirakan datang dari STEREO (Solar TErrestrial RElations Observatory), pengamat matahari kembar milik NASA.
Tanggal 6 Febuari,  STEREO bergerak menempati posisi untuk mengamati sisi berlawanan dari Matahari, dan kemudian mengirimkan citra pengamatannya secara terus menerus ke Bumi. Wajah Matahari dari depan dan belakang berhasil dipotret dan disajikan hasilnya pada manusia dalam waktu bersamaan.
Dua sisi wajah Matahari yang dilihat STEREO. Kredit : STEREO/NASA
Inilah kali pertama masyarakat dunia bisa melihat aktivitas Matahari dalam 3 dimensi. Momentum luar biasa dalam fisika Matahari ini dicapai ketika STEREO berhasil mengungkapkan bentuk Matahari yang berbentuk bola plasma bulat dengan gelombang medan magnetik yang sangat rumit.
Inilah untuk pertama kalinya NASA berhasil menyajikan video Matahari dalam 3 dimensi :
Cerita dari STEREO
Setiap mata teleskop matahari STEREO memotret setengah Matahari sang bintang dan kemudian mengarahkan foto-foto yang ia ambil ke Bumi. Di Bumi, para peneliti bertugas menggabungkan gambar-gambar yang dihasilkan STEREO untuk menjadi satu potongan film utuh dari Matahari yang berbentuk bola. Yang pasti ini bukan sekedar gambar biasa, karena teleskop STEREO dipasang untuk menangkap 4 panjang gelombang radiasi ultra ungu yang ekstrim yang digunakan untuk menelusuri aspek-aspek penting seperti flare, tsunami dan filamen magnetik di Matahari. Tidak ada yang luput dari pandangan matanya.
Dengan data yang dihasilkan STEREO, manusia bisa terbang mengelilingi Matahari dan melihat apa yang sedang terjadi di sana tanpa harus meninggalkan meja kerjanya. Menarik bukan? Tapi di sisi berlawanan, hasil ini jelas akan membawa manusia untuk lebih memahami Matahari dan memberi perkembangan besar pada teori Fisika Matahari dan prakiraan cuaca antariksa.
Coba kita telusuri sejenak. Di masa lalu, bintik Matahari yang aktif dapat muncul pada sisi lain wajah Matahari yang tersembunyi dari Bumi. Dan kemudian, ketika sang bintang berputar dan wajah yang tadinya tersembunyi itu tampak, ia akan melontarkan flare-nya disertai awan plasma hanya dengan sedikit peringatan.
Kini itu tidak perlu terjadi. Sisi berlawanan dari wajah Matahari tidak akan lagi bisa memberi kejutan pada manusia karena STEREO dengan mata kembarnya bisa melihat kedua sisi pada saat bersamaan.
NOAA (National Oceanic and Atmospheric Administration) menggunakan model CMe (coronal mass ejection atau lontaran massa korona) dari 3D STEREO untuk prediksi cuaca antariksa untuk penerbangan, perusahaan listrik, operator satelit dan lain-lain. Tentunya dengan adanya perkembangan baru ini, akan memberi informasi yang lebih baik lagi dalam melakukan prediksi cuaca antariksa.
Prakiraan cuaca ini tidak terbatas hanya untuk Bumi. Dengan pemodelan global yang baik maka para peneliti akan dapat melacak badai Matahari yang bergerak menuju planet lainnya, dan ini akan dibutuhkan dalam misi NASA ke Merkurius, Mars, Asteroid… dan lain-lain.
Hasil pandangan baru ini bisa menampilkan koneksi yang sebelumnya terabaikan. Contohnya, peneliti telah lama menduga bahwa aktivitas matahrai dapat ‘mengglobal’ dengan adanya erupsi pada sisi belakang matahari yang memicu dan saling mempengaruhi satu sama lainnya. Kini dengan apa yang bisa dilakukan STEREo, para peneliti bisa mempelajari fenomena tersebut. Erupsi besar yang terjadi bulan Agustus 2010 lalu melanda 2/3 permukaan sang bintang dengan flare yang saling berinteraksi, adanya gelombang kejut dan filamen yang saling bergetaran sama sekali. Semuanya ini tak pernah bisa diamati sebelumnya sampai kemudian baru bisa terlihat oleh STEREO-SOHO.
Yang pasti masih banyak teka-teki dan potongan yang belum terjawab mengenai aktivitas Matahari dan dengan memonitor seluruh Matahari, para peneliti bisa menemukan potongan-potongan yang hilang itu.
NASA sudah menunggu momen ini semenjak STEREO diluncurkan bulan Oktober 2006 dan kemudian berpisah dengan kembarannya menuju pad aposisi oposisinya. Posisi oposisi itu akhirnya tercapai tanggal 6 Februari 2011 saat STEREO-A dan STEREO-B berada terpisah 180ยบ dan masing-masing mengarahkan pandangan pada sisi wajah Matahari yang berbeda untuk 8 tahun ke-depan.

2012 bukan akhir segalanya

Suku Maya memiliki tanggalan special dan rumit namun tanggalan itu berakhir tepat pada tahun 2012 dengan berarti dunia ini telah berakhir namun hal tersebut dapat dipatahkan dengan hasil penelitian para ilmuwan sebagian besar orang mengira 2012 akan terjadi badai matahari seperti tahun 2001 badai matahari terjadi akibat adanya bintik hitam di  matahari namun skali lagi hal/kabar tersebut telah dipatahkan oleh ITB dan ilmuwan dunia lainnya yang mengatakan bahwa 2012 akan terjadi badai matahari mereka mengatakan badaai matahari akan terjadi sekitar tahun 2013 atau 2014.

Sebetulnya apakah yang dimaksud dengan badai matahari itu ??????
semuanya akan dibahas di sini


BADAI MATAHARI
TEMPO Interaktif, Jakarta - Tahun 2012 tiba-tiba menjadi angka menakjubkan, setelah para ilmuwan dan penulis belakangan ini mengungkapkan ramalan bangsa Maya kuno tentang akhir zaman yang jatuh pada 21 Desember 2012, akhir siklus kalender bangsa itu.

Banyak buku kemudian terbit mengenai ramalan ini, termasuk Apocalypse 2012 yang paling terkenal. Buku karya Lawrence E. Joseph, wartawan dan Ketua Dewan Direksi Aerospace Consulting Corporation di New Mexico, Amerika Serikat, ini terbit dalam bahasa Indonesia dengan judul Kiamat 2012: Investigasi Akhir Zaman. Himpunan Mahasiswa Astronomi Institut Teknologi Bandung bahkan menggelar diskusi mengenai topik ini di kampusnya pada pertengahan bulan lalu.

Para penulis menafsirkan ramalan bangsa Maya kuno itu sebagai hari kiamat. Dasar argumentasi mereka adalah kemunculan badai matahari pada tahun tersebut. Badai itu disebabkan oleh flare atau ledakan di atmosfer matahari yang melontarkan partikel atomik yang menyerupai jilatan api dan mengandung medan magnet. Bila sampai ke bumi, pancaran partikel ini dapat mempengaruhi medan magnet bumi dan mengganggu frekuensi radio.

Menurut perhitungan mereka, besar badai itu akan bertambah saat matahari mencapai siklus maksimumnya, yang diperkirakan akan terjadi pada 2012.

Sahihkah argumen itu?

Thomas Djamaluddin, peneliti utama astronomi dan astrofisika di Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional, menilai pengaitan kiamat pada tahun tersebut dengan badai matahari tidaklah berdasar. Badai itu, kata dia, merupakan peristiwa biasa yang memiliki siklus sebelas tahun. Perulangan terjadi pada 2012-2013 nanti karena ada pergeseran siklus.

"Bergesernya ke semester pertama 2013," kata Dhani Herdiwijaya, ahli matahari dari Institut Teknologi Bandung, Selasa pekan lalu.

Dhani mengutip perkiraan siklus badai matahari yang dilansir National Oceanic and Atmospheric Administration, lembaga pemantau cuaca milik pemerintah Amerika Serikat, pada Mei tahun lalu. Lembaga ini menyatakan siklus itu akan mencapai puncaknya pada Mei 2013.

Bahkan, kata mantan Ketua Program Studi Astronomi Institut Teknologi Bandung itu, ada kemungkinan saat puncak siklus nanti aktivitas matahari justru lebih rendah dibanding saat siklus sebelumnya.

Thomas menyatakan badai matahari sebenarnya dapat terjadi kapan saja. Siklus sebelas tahun itu, kata dia, ditandai frekuensi kejadian yang meningkat tajam. Siklus ini diindikasikan dengan munculnya banyak bintik matahari, yang menandakan terjadinya pergolakan di permukaan benda langit itu.

Saat kondisi puncak terjadi, bukan berarti setiap hari terjadi ledakan di matahari. "Mungkin hanya 1 hari 1 kali, kemudian berselang 2-3 hari lagi baru terjadi," kata alumnus Universitas Kyoto, Jepang, itu pada Rabu dua pekan lalu.

Perlu diingat, kata Thomas, bila frekuensi kejadian ini lebih banyak, bukan berarti intensitas ledakannya juga paling tinggi. Sering, kata dia, intensitas ledakan atau badai matahari itu terjadi justru setelah puncak kejadiannya terlampaui.

Siklus badai matahari itu oleh para astronom diberi nomor untuk memudahkan pengenalan. Siklus yang akan terjadi pada 2012-2013, misalnya, diberi nomor 24. Pada saat itu, kata Thomas, belum tentu intensitas ledakan paling kuatnya terjadi pada tahun itu juga, tapi bisa jadi sebelum atau sesudah puncak siklus tersebut.

Thomas mencontohkan siklus 23 puncak badai matahari yang terjadi pada tahun 2000. Ledakan terbesarnya justru terjadi tiga tahun kemudian. Pada rentang Oktober-November 2003 memang terjadi badai matahari yang sangat kuat, yang menyebabkan komunikasi sejumlah satelit terganggu.

Menurut Thomas, badai matahari itu baru menjadi persoalan jika ledakannya mengarah ke bumi. Saat itu, kata dia, bukan hanya satelit yang mengangkasa di orbit bumi yang terganggu. Bumi pun mengalaminya.

Saat ledakan matahari mengarah ke bumi, partikel berenergi tinggi yang ikut terlontar menyusup masuk bumi mengikuti arah medan magnet bumi dari kutub utara dan menyebar memasuki atmosfer. Insiden itu pernah dilaporkan pada saat siklus 22 pada 1989. Kala itu transformator (trafo) pembangkit listrik di Quebec, Kanada, terbakar dan sesaat kemudian listrik yang memasok kebutuhan 6 juta penduduk di sana padam selama 9 jam.

Partikel matahari itu, kata Thomas, menyebabkan induksi pada trafo. Induksi, atau peningkatan muatan listrik tiba-tiba, membakar trafo secara masif sehingga jaringan listrik mati total. Menurut Thomas, sejauh ini, belum ada laporan pengaruh badai itu pada peralatan elektronik selain trafo listrik.

Thomas menjelaskan penyusupan partikel matahari itu paling banter hanya mampu memasuki wilayah bumi yang berada di lintang tinggi, di atas 60 derajat. Pada kondisi ekstrem, trafo listrik di negara-negara Eropa, Amerika Serikat, Kanada, dan Rusia bakal terancam langsung oleh induksi akibat partikel itu.

Pengaruh langsung itu bahkan belum pernah dilaporkan terjadi di wilayah lintang menengah. Indonesia, yang berada di jalur ekuator, hanya akan mengalami akibat tidak langsungnya. Kalaupun ada, itu terjadi pada satelit milik Indonesia. "Itu pun kalau operator satelit kita tidak mengantisipasinya," kata Thomas.

Ledakan matahari kini sudah menjadi perhatian dunia. Sejumlah satelit telah diluncurkan khusus untuk mengamati ledakan ini. Informasi ledakan juga disebar secara terbuka di Internet, sehingga operator satelit, misalnya, dapat segera mengendalikan satelitnya pada posisi stand-by, kondisi minimum untuk menekan dampak badai.

Chatief Kunjaya, asisten profesor di Departemen Astronomi Institut Teknologi Bandung, membenarkan bahwa catatan mengenai gangguan akibat badai matahari ini sebatas pada gangguan sistem satelit hingga padamnya listrik. "Selama ini, tidak pernah menimbulkan bahaya langsung di kehidupan manusia," katanya.

Gangguan komunikasi, kata Chatief, ada kemungkinan bakal mendominasi efek badai matahari. "Gangguan yang dulu tidak terlalu kentara itu kini bakal terasa seiring dengan meningkatnya penggunaan telepon yang mengandalkan jaringan satelit," katanya.

Selain siklus sebelas tahun, ada siklus 100 tahunan atau siklus Gleisberg, salah satu siklus panjang dari aktivitas matahari. Siklus ini menandai terjadinya penurunan aktivitas matahari sampai kondisi minimumnya. "Saat siklus minimum itu berlangsung, terjadilah pendinginan global," ujar Dhani.

Dengan minimnya aktivitas matahari, kata Dhani, secara teoretis pancaran energinya yang diterima bumi juga menurun sehingga memicu pendinginan global, dan bumi mengalami "zaman es kecil". Bumi pernah mengalaminya pada awal 1800-an. Saat itu, Sungai Thames di Inggris membeku.

Dhani mengatakan kemungkinan puncak siklus yang rendah ini membawa bumi kembali ke awal abad ke-19, saat aktivitas matahari rendah. "Apakah nanti pada siklus 25 aktivitas matahari akan lebih turun lagi, itu kita belum tahu. Kalau turun, berarti kita masuk ke pendinginan global lagi," katanya.

Kondisi ini akan mendera daerah-daerah yang berada di lintang tinggi. Daerah yang berada di ekuator seperti Indonesia akan terpengaruh akibat ketidakseimbangan temperatur di belahan bumi utara dan selatan. "Walaupun tidak separah mereka," kata Dhani.

luka disini

Dulu pernah ada cinta
Dulu pernah ada sayang
Namun kini tiada lagi perasaan seperti dulu
Kini tiada lagi kisah
Cinta ku telah musnah sudah
Hancur hati ku, telah kau sakiti perasaan ku
**
Biarkan ku pergi..
Jangan kau tanyakan lagi..
Ku yakin ini yang terbaik untuk kau dan diri ku
Biarkan berlalu,rasa cinta ini di hati..
Ku tak bisa untuk menahan, aku luka di sini